Kali Ini Temuan KTP dari Kamboja untuk Saudara Istri Ahok
RadarRakyat.Info-Sengkarut permasalahan e-KTP terus bermunculan. Yang terbaru adalah temuan pengiriman KTP dari Kamboja yang ditujukan kepada Leo (Saudara Istri Ahok, Veronika Tan). Selain itu, ada juga temuan Mendagri Tjahjo Kumolo terhadap hologram e-KTP buatan negara Prancis dan Tiongkok.
Menanggapi hal itu, Juru Bicara Tim Sukses Ahok-Djarot, Ace Hasan Sadjili, menampik adanya upaya kecurangan melalui KTP tersebut. "Itu tidak benar sama sekali," ungkapnya melalui pesan singkat di Jakarta, Rabu (8/2/2017).
Senada dengan Ace, Juru Bicara Tim Sukses Ahok-Djarot lainnya, Raja Juli Antoni, juga menampik hal tersebut. "Gak lah, aneh-aneh saja," terangnya melalui pesan singkat di Jakarta, Rabu (8/2/2017)
Ia mengaku percaya adanya rasionalitas politik. Menurut dia, publik di Jakarta saat ini sudah sangat rasional. "Masyarakat saat ini tahu, mana isu dan mana yang merupakan fakta," jelas dia.
Bahkan dia optimis, semakin Ahok-Djarot dimainkan dengan 'Black Campaign', maka semakin solid juga dukungan terhadap Ahok-Djarot. "Undicided voters yang rasional juga akan muak dengan isu-isu seperti itu. Dan akan tetap memilih Ahok-Djarot," ungkapnya.
Sebelumnya diketahui, Mendagri Tjahjo Kumolo menemukan permasalahan ini setelah diangkat menjadi menteri. Namun dia masih enggan mengungkapkan di daerah mana saja hologram 'aspal' itu ditemukan.
Penemuan ini akan segera dikoordinasikan dengan sejumlah kementerian terkait. Mulai dari Kemenko Polhukam hingga berujung pada laporan ke kepolisian.
"Kami akan perdalam dulu di rapat Kemenkopolhukam karena terkait data intelijen, kepolisian, bertahap deh," kata Tjahjo di Istana Negara, Jakarta, beberapa saat lalu.
"Akan kita sampaikan ke Mabes Polri, Tolong cek karena saya dapat dari Prancis, China. Berarti yang beredar di negara kita mungkin bisa asli tapi palsu," katanya.
Tjahjo sempat mengeluarkan contoh e-KTP 'aspal' itu dari dalam tasnya. Ada dua e-KTP berbungkus dompet plastik yang siap dijadikan barang bukti. Sekilas memang tidak ada yang berbeda dari e-KTP itu.
"Kita sedang selidiki tetapi bukan kewenangan kami menyelidiki," lanjutnya.
Penemuan ini membuatnya semakin yakin untuk menunda dulu kelangsungan proyek e-KTP. Tjahjo ingin memperkuat sistemnya lebih dulu. Termasuk mengupayakan server berisi data kependudukan berada di Indonesia.
KTP Ganda Bukan Hoax
Disisi lain, maraknya KTP ganda yang beredar di sosial media jelang Pilkada DKI Jakarta, cukup menghebohkan. Viral di internet, gambar tiga e-KTP berjajar namun memuat foto wajah dari satu orang yang sama. Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menyatakan foto ini adalah palsu.
"Berdasarkan hasil pelacakan Tim monitoring Pilkada Dirjen DukCapil, Ketiga foto ini #palsu krn menggunakan data milik orang lain," kata Tjahjo lewat akun Twitter @tjahjo_kumolo, Sabtu (4/2/2017) pukul 20.08 WIB.
Namun mantan staf khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Andi Arief menyatakan KTP ganda yang beredar itu bukan hoax. Tapi nyata hasil penangkapan petugas Bea Cukai dan FedEx. KTP ganda itu dikirim dari Kamboja dengan tujuan alamat Jakarta.
"Ini bukti waktu penangkapan disaksikan Pegawai Fedex dan Bea cukai (lihat kanan bawah)," kata Andi Arief di akun twitternya, Selasa (7/2/2017).
Andi memperlihatkan foto KTP-KTP ganda yang berjejer.
Andi Arief menyatakan informasi terbongkarnya kiriman KTP ganda dari Kamboja diperoleh dari kawannya di FedEx.
Seperti diketahui Andi Arief pernah menjabat Komisari PT Pos Indonesia (2 Januari 2006 - 17 Juni 2009). "Saya dulu komisaris PT Post. Kawan saya banyak. Mereka menunjukkan bukti kiriman FedEx dari kamboja isinya KTP/NPWP palsu," kata Andi.
"Menurut Pegawai Fedex, kiriman KTP dari kamboja ditangkap petugas Bea cukai Jumat (3/2/2017) dinihari lalu, tujuan pengiriman juga jelas."
"KTP #banyak yang beredar di media itu hasil tangkapan kiriman melalui FedEx berasal dari kamboja, tujuan pengiriman warga di Jakut."
"Kalau Depdagri, Bawaslu, KPU tidak menindaklanjuti KTP #banyak ini, tugas rakyat dalam pilkada nanti awasi penggunaan E KTP etnis tertentu. Saya perjelas, ini bukti pengiriman melalui FedEx KTP #banyak berasal dari kamboja, tujuan jakarta."
Andi Arief menunjukkan form pengiriman. Disitu tertera: Pengirim: ROBIN Phnom Penh Cambodia. Penerima: LEO Jl. Taman Surya Kel. Pegadungan Jakarta 11830.
"Saya menyarankan Depdagri, KPU dan Bawaslu segera temui pihak Fedex dan bea cukai bandara. Gampang lakukan penyelidikan."
"Para wartawan harus membantu Depdagri, Bawaslu dan KPU. kirim reporter ke bea Cukai dan Fedex."
"Untuk kepentingan negara, Depdagri, KPU dn Bawaslu jangan malu menganulir pernyataan KTP ganda adalah Hoax. selidiki ke bandara, gampang."
"Dimana barang bukti KTP #banyak? Menurut kawan saya di Fedex, diserahkan ke Kasi Penindakan Bea Cukai Soekarno Hatta..Bapak Said namanya."
"KTP yang beredar kemarin terlalu gegabah dibilang editan, Ayo depdagri, KPU, Bawaslu bergerak, selamatkan Pilkada."
"Pilkada DKI 15 februari 2017 bisa terancam kecurangan akibat satu orang miliki banyak KTP dari etnis tertentu."
"Saya mendengar mendagri sudah mendapatkan info valid bahwa KTP #banyak yang beredar beberapa hari ini memang ada, bukan hoax. Alhamdulillah."
"Kita harus memberi penghargaan pada petugas di Bandara soekarno Hatta yang sudah menemukan bukti pengiriman KTP ganda utk etnis tertentu."
"Buat yang sudah mengesampingkan info dari saya soal KTP #banyak tidak perlu malu. Belajarlah untuk mempertajam keingintahuan dan kepedulian."
"Karena KTP #banyak faktanya ada dan faktanya dari Kamboja, tentu ini haris diantisipasi di pilkada atau kepentingan lain di luar pilkada."
"Penggunaan E KTP pada Pilkada harus betul-betul diawasi, tidak bisa KPU dan Bawaslu mengabaikan fakta kuat di lapangan yg ditemukan."
"Saya paham betul dan mengerti konsekuensi hukum apa jika saya menyebar hoax. Kapan saja polisi bisa menciduk saya jika saya menyebar hoax."
"Data yang benar tak mungkin bisa dikalahkan," tutup Andi Arief. (htc)
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Warta Seputar Kita
0 comments:
Posting Komentar