-->

Catatan : Kekuatan Islam Indonesia Melawan Rezim Komunis Gaya Baru!





RadarRakyat.Info-
Rapat paripurna hak angket "Ahok Gate" dibacakan dari gedung DPR RI.
Situasi Indonesia semakin mengerikan.
Saudara-saudara sebangsa dan setanah air, khususnya warga pribumi, dan juga umat Islam, agar mewaspadai bahwa situasi negara semakin rawan saat ini.
Kita sedang berperang melawan tekanan dan rekayasa kekuatan kiri komunis/PKI.
Kita akan melihat apa yang akan segera terjadi dari gedung DPR RI, kalau sampai usulan "Ahok Gate" ditolak oleh antek-antek komunis di sana.
Kita yang masih berjiwa Pancasilais, waspadalah.
Kita sudah dikepung PKI bersama "Polisi Merah" mereka!
Usulan hak angket "Ahok Gate" ini adalah sebuah upaya untuk melihat dan membuktikan bahwa "komunis/PKI" telah bangkit.
Kalau mereka menolak "Ahok Gate", jelas bahwa kekuatan gurita komunis/PKI sudah menyebar, serta berada di dalam institusi dan lembaga negara.
Umat Islam telah berhasil memancing komunis/PKI keluar kandang melalui Aksi 411 dan Aksi 212 !!!
Perlawanan komunis/PKI menggunakan kekuatan hukum untuk melawan umat Islam, adalah bukti yang sah bahwa PKI siap menyerang Islam. Ngeri !
Serangan balik komunis/PKI menggunakan tangan kekuasaan saat ini membuat umat Islam tambah solid untuk merapatkan barisan!!
Pembuktian bahwa komunis/PKI sudah bangkit secara terang benderang melawan umat Islam Indonesia saat ini, kita tunggu dari DPR RI.
Kalau usulan "Ahok Gate" mereka tolak, itu artinya komunis/PKI dari istana sudah melakukan pasang badan untuk melawan Islam.
Perlawanan komunis/PKI terkait kasus terdakwa penista agama oleh seluruh Cina PKI adalah sebuah situasi yang akan jadi sangat mengerikan, pasca tragedi 1965.
Kalau sampai usulan "Ahok Gate" ditolak oleh komunis dari gedung DPR RI , kita yakin akan segera pecah perlawanan rakyat pribumi melawan Cina dan polisi.
Polisi saat ini sudah terlalu jauh berenang ke depan untuk pasang badan terhadap rezim Jokowi dukungan PDIP, Partai Komunis China, dan para taipan Cina.
Perlawanan komunis/nasakom saat ini begitu jelas sekali di hadapan umat Islam. Mereka telah mengaktifkan kembali pejabat yang berstatus terdakwa penista agama Islam.
Kriminalisasi ulama dan ustadz di Indonesia adalah bentuk perlawanan balik dari komunis/PKI serta nasakom kepada pribumi, khususnya umat Islam.
Ganyang parpol-parpol antek pendukung terdakwa penista agama Islam yang berafiliasi dengan misi komunis China di Asia Tenggara.
Janji Jokowi yang katanya tidak akan melindungi seorang terdakwa penista agama Islam di hadapan publik, tidak terbukti.
Dia

telah duduk satu mobil bersama si penista tersebut pada tanggal 23 Februari 2017 !
Politik yang tidak transparan, yang dihasilkan lewat cara curang, memang akan selalu membuat rezim sekarang ini dipenuhi ketakutan.
Ketakutan makar, ketakutan unjuk rasa, sehingga arah demokrasi mulai mereka mainkan dengan gaya "teror dan diktator".
Wajar dan tepat kita nilai "Ahok Gate" digulirkan, karena transparannya Mendagri dalam membangun perlidungan ke terdakwa tersebut.
Apa jadinya pemprov DKI Jakarta ini, kalau dipimpin oleh seorang gubernur yang sudah berstatus terdakwa? Ini bukan negara komunis !
Jokowi sudah melakukan sebuah kesalahan besar dan "pembohongan publik" di hadapan seluruh rakyat, khususnya umat Islam.
Jokowi memang bukan seorang kepala negara apalagi seorang pemimpin.
Sudah terlihat kalau kapasitasnya hanyalah "petugas partai", ibarat sebuah kendaraan roda empat yang "stir" nya berada di tangan banyak orang. Ngeri betul.
Kalau Jokowi punya perasaan, tentu dia tahu bagaimana psikologis 240 juta umat Islam yang melihatnya duduk satu mobil dengan seorang terdakwa penista agama.
Jokowi sudah dengan transparan mempertontonkan keberpihakannya kepada seorang etnis Cina "terdakwa" kasus penista agama Islam.
Kalau kupingnya Jokowi tidak tuli alias pekak atau budek, tentu dia mendengar teriakan dan kutukan 240 juta umat Islam kepada penista agama tersebut.
Tapi sudahlah, sekarang perjuangan umat islam sudah melewati parlemen ,biarkan parlemen senayan dan parlemen jalanan yang akan mengolahnya.
Segera penista agama Islam yang telah dikutuk oleh umat Islam setanah air itu dicopot karena tempatnya bukan di balaikota, tapi di penjara!
Rencana kunjungan Raja Salman bin Abdulaziz ke Indonesia, waktunya hampir bersamaan dengan saat-saat umat Islam Indonesia sedang perang melawan "Cina PKI terdakwa penista agama Islam"
Situasi kawasan Asia Tenggara pun ikut mulai memanas.
Kekuatan Islam dari tiga negara: Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam mulai bergerak melawan benturan dengan komunisme gaya baru !
Lawatan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz dengan membawa rombongan hampir 1500 orang ke Indonesia yang merupakan negara Islam terbesar di dunia, bukanlah lawatan biasa.
Hak angket "Ahok Gate" adalah sebuah tindakan yang aktif dan kreatif, dilakukan oleh 4 parpol besar untuk menyampaikan aspirasi rakyat bawah.
Waktunya pun tepat dengan rencana kedatangan Raja Salman !
Pasti akan ada pertanyaan dari pihak Arab Saudi, kenapa pemerintah Indonesia tidak menahan terdakwanya.
Karena ada seorang terdakwa penista agama yang sedang diadili, bisa santai dan berjalan ke mana-mana, ini baru terjadi hanya di Indonesia, di rezim Jokowi !!
Sumber: David Ridwan Betz     (cs)




Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Warta Seputar Kita


0 comments:

Posting Komentar