-->

Malam Hening Usai Tragedi di Barcelona





 Barcelona berkabung usai serangan yang menewaskan 13 orang di Las Ramblas. (REUTERS/Sergio Perez)


RadarRakyat.Info- Di Kota Tua Barcelona, belasan turis berdiri di balik garis keamanan polisi. Busana mereka lusuh, wajah mereka tampak terguncang, usai menyaksikan serangan mengejutkan saat mereka tengah berlibut di destinasi populer Las Ramblas.

Sebanyak 13 orang tewas dan lebih dari 100 orang terluka, setelah sebuah van putih menabrak kerumunan di landmark bersejarah itu.

Di dekat patung Christopher Columbus, pasangan turis berusia paruh paya asal Skotlandia, mengatakan masih tidak bisa percaya peristiwa itu terjadi di depan mata mereka.

“Kami sedang duduk di balkon hotel saat peristiwa itu terjadi. Kami melihat semuanya, mobil itu dan kepanikan yang tercipta setelahnya,” ujar sang suami yang tidak ingin disebutkan namanya, kepada AFP.

“Polisi kemudian tiba dalam beberapa menit dan situasi berangsur-angsur normal,” kata sang istri yang masih syok.

Sebelumnya, tutur sang istri, Barcelona tampak indah.

“Matahari bersinar terang membuat kota tampak cantik,” sebutnya.

Namun, semua itu berubah hanya dalam hitungan jam. ISIS yang mengklaim serangan itu, menargetkan kerumunan yang tengah menikmati sore di Las Ramblas. Van yang dikemudikan militan ISIS itu menabrak penjual bunga dan souvenir, yang lokasinya tak jauh dari pantai.

Saksi mata lainnya, Benjamin, 45, seorang mekanik menatap sedih lokasi kejadian.

“Tempat di mana polisi tengah melakukan investigasi forensik, disitulah van itu menabrak sebuah kios,” kata Benjamin.

Tragedi itu mengejutkan seluruh kota yang merupakan destinasi favorit jutaan turis mancanegara di Spanyol. Sebelumnya, warga kota disibukkan berita kekalahan klub sepakbola Barcelona FC yang dilibas Real Madrid, sementara pemerintah kota tengah mempersiapkan draft referendum dan petugas keamanan airport sibuk menggelar protes.

Namun saat serangan ISIS datang, Barcelona kembali bersatu. Protes dihentikan, draft referendum ditangguhkan dan kekalahan Barcelona FC tak lagi jadi masalah.

Seluruh kota saling membantu dan bahu-membahu. Taksi menawarkan tumpangan gratis dan warga sukarela memberikan sumbangan darah. Hotel-hotel pun membuka pintu mereka, menawarkan tempat berteduh dan selimut bagi turis serta warga yang tidak bisa pulang ke rumah.

Pemerintah setempat segera mengumumkan bahwa seluruh kota akan berkabung dan mendoakan para korban dan keluarga mereka.

“Sangat sepi di luar,” kata Remy Gredin, mahasiswa berusia 23 tahun dari Marseille, Perancis.

Gredin dan tiga orang temannya tengah dalam perjalanan kembali ke apartemen mereka di Las Ramblas saat serangan terjadi.

Sementara di lokasi insiden, polisi masih terus berjaga.

Beberapa warga mengatakan Barcelona dan Spanyol harus memperketat pintu masuk bagi turis dan warga asing.

“Tinggal menunggu waktu sebelum serangan di Spanyol terjadi [setelah serangan di kota-kota Eropa lainnya], tapi kami tidak tahu itu akan terjadi di Madrid atau di sini,” kata Juan Manuel Ruiz, 43, salah seorang warga Barcelona.

“Kini semua tidak lagi sama. Ini bukan soal rasisme, tapi keamanan,” tegas Ruiz.

Namun pendapat Ruiz dibantah temannya, Marc de la Iglesia, 29. Dia menyebut isolasi bukanlah solusi.

“Yang seharusnya kita lakukan adalah menyebarkan pesan persatuan, saling membantu dan memastikan reputasi Barcelona tidak tercoreng,” papar Iglesia.

“Mereka [teroris] ingin menyebar ketakutan dan jika kita takut, mereka menang,” tambah dia.

Hal serupa diungkapkan Kepala Pemerintah Daerah Catalan Carles Puigdemont. “Kita tidak akan membiarkan minoritas menghancurkan cara hidup kita yang telah berlangsung selama berabad-abad. Kita akan selalu menjadi bangsa yang damai dan ramah bagi pendatang,” tuturnya. (Bdk)




Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Warta Seputar Kita


0 comments:

Posting Komentar