Trump Berkicau soal Teroris Dibunuh dengan Peluru “Darah Babi”
Presiden Amerika Serikat Donald Trump
RadarRakyat.Info-Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menghidupkan lagi mitos yang tidak terbukti tentang seorang jenderal AS yang membunuh puluhan militan Muslim dengan menggunakan peluru yang telah dicelupkan ke darah babi.
Kicauan Presiden AS soal “peluru darah babi” itu muncul beberapa jam setelah seorang pengemudi menabrakkan mobil vannya ke kerumunan turis di Barcelona, Spanyol, sehingga 13 korban tewas dan lebih dari 100 orang lagi luka-luka.
"Pelajari apa yang dilakukan Jenderal Pershing...yang dilakukannya pada teroris yang tertangkap," kata Trump, merujuk pada sebuah kisah yang tidak terbukti kebenarannya.
Sejarawan dan pemeriksa fakta mengatakan bahwa sejarah itu tidak terbukti.
Mitos yang beredar secara daring merujuk pada tindakan Jenderal John Pershing pada saat Perang AS di Filipina pada awal 1900-an.
Pershing disebut mengumpulkan 50 teroris dan memerintahkan anak buahnya menembak 49 orang menggunakan peluru yang dicelupkan ke darah babi.
Satu orang yang selamat diperintahkan kembali dan melaporkan apa yang terjadi pada teman-temannya.
Dalam kicauannya, Trump mengatakan, tindakan sang jenderal bisa mencegah aksi teror lanjutan. Kicauan itu muncul sesaat setelah serangan di area Las Ramblas, Barcelona.
Polisi mengatakan, ini jelas sebuah serangan teroris dan mereka menahan dua orang tapi belum menangkap si pengemudi mobil van tersebut.
Saat kampanye, Trump juga pernah menyampaikan kisah yang sama, tapi saat itu dia mengatakan tidak ada perlawanan dari kelompok militan Islam selama 25 tahun, bukan 35 tahun.
Sebagian orang mengatakan, ironis bahwa Trump menyampaikan kisah bohong di minggu yang sama saat dia menegaskan untuk menunggu munculnya fakta sebelum mengomentari soal pawai supremasi kulit putih di Charlottesville, negara bagian Virginia.
Trump tengah menghadapi kontroversi sejak Sabtu lalu, saat dia mengatakan "semua pihak" patut disalahkan atas kekerasan pada aksi demonstrasi kelompok sayap kanan di Charlottesville.
Heather Heyer tewas ketika sebuah mobil dengan kecepatan tinggi menabrak kerumunan kelompok anti-fasisme di Charlottesville.
Anggota Partai Republik telah menyerang Trump atas komentarnya itu dan beberapa direktur mengundurkan diri dari dua dewan bisnis sehingga dewan tersebut dibubarkan.(Bdk)
Kicauan Presiden AS soal “peluru darah babi” itu muncul beberapa jam setelah seorang pengemudi menabrakkan mobil vannya ke kerumunan turis di Barcelona, Spanyol, sehingga 13 korban tewas dan lebih dari 100 orang lagi luka-luka.
"Pelajari apa yang dilakukan Jenderal Pershing...yang dilakukannya pada teroris yang tertangkap," kata Trump, merujuk pada sebuah kisah yang tidak terbukti kebenarannya.
Sejarawan dan pemeriksa fakta mengatakan bahwa sejarah itu tidak terbukti.
Mitos yang beredar secara daring merujuk pada tindakan Jenderal John Pershing pada saat Perang AS di Filipina pada awal 1900-an.
Pershing disebut mengumpulkan 50 teroris dan memerintahkan anak buahnya menembak 49 orang menggunakan peluru yang dicelupkan ke darah babi.
Satu orang yang selamat diperintahkan kembali dan melaporkan apa yang terjadi pada teman-temannya.
Dalam kicauannya, Trump mengatakan, tindakan sang jenderal bisa mencegah aksi teror lanjutan. Kicauan itu muncul sesaat setelah serangan di area Las Ramblas, Barcelona.
Polisi mengatakan, ini jelas sebuah serangan teroris dan mereka menahan dua orang tapi belum menangkap si pengemudi mobil van tersebut.
Saat kampanye, Trump juga pernah menyampaikan kisah yang sama, tapi saat itu dia mengatakan tidak ada perlawanan dari kelompok militan Islam selama 25 tahun, bukan 35 tahun.
Sebagian orang mengatakan, ironis bahwa Trump menyampaikan kisah bohong di minggu yang sama saat dia menegaskan untuk menunggu munculnya fakta sebelum mengomentari soal pawai supremasi kulit putih di Charlottesville, negara bagian Virginia.
Trump tengah menghadapi kontroversi sejak Sabtu lalu, saat dia mengatakan "semua pihak" patut disalahkan atas kekerasan pada aksi demonstrasi kelompok sayap kanan di Charlottesville.
Heather Heyer tewas ketika sebuah mobil dengan kecepatan tinggi menabrak kerumunan kelompok anti-fasisme di Charlottesville.
Anggota Partai Republik telah menyerang Trump atas komentarnya itu dan beberapa direktur mengundurkan diri dari dua dewan bisnis sehingga dewan tersebut dibubarkan.(Bdk)
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Warta Seputar Kita
0 comments:
Posting Komentar