-->

Tudingan Fadli Zon dan Kepanikan Gerindra Ketika Jokowi Didukung Perindo









RadarRakyat.Info- Persoalan dukung mendukung calon presiden pada Pemilu 2019 mendatang akan semakin hangat dan mewarnai pesta demokrasi. Hal ini tentunya akan menjadi catatan setiap para petinggi Parpol yang bakal mengusung capres dan cawapres sesuai kriteria Partai pengusung.

Nama Joko Widodo pun masuk dalam bursa pencalonan yang siap diusung Partai Perindo.

Mencermati perkembangan politik menuju Pemilu 2019, Ketum Perindo Hary Tanoesoedibjo mengindikasikan dukungannya terhadap Presiden Jokowi sebagai Capres 2019.

Jokowi dianggap memiliki kelebihan dan kesempatan. Maka, Perindo pun punya keyakinan capres yang didukung parlemen mayoritas akan membuat presiden bekerja secara maksimal dan tak gamang dalam jalankan kebijakan.

Hal ini sejalan dengan ambang batas pencalonan Presiden atau Presidential trheshold 20 persen yang sudah diputuskan Pansus DPR.

Sudah pasti, pemilihan Presiden 2019 mendatang akan menjadi pertarungan yang sangat penting. Manuver politik Perindo pun sudah mulai memanaskan mesin politiknya dengan mendukung orang nomor satu di negeri ini.

Namun, langkah Perindo yang mengawali dukungannya kepada Jokowi tidak serta mendapat sambutan baik dari pihak-pihak lawan politiknya.

Sikap balik badan Perindo yang akan mendukung Jokowi pada 2019 nanti, seolah merobek jantung Partai Gerindra.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai, dukungan Partai Perindo kepada Jokowi pada pemilu 2019 sarat tekanan. Lontaran kecurigaan Fadli jelas bermuara pada kasus hukum yang tengah dihadapi Hary Tanoe saat ini.

Fadli pun menuding persoalan hukum dapat dijadikan alat untuk menekan sekaligus merangkul parpol. Bahasa Fadli “Polanya itu seperti stick and carrot. Kalau tidak nurut dikasih stick kalau mau dikasih carrot” jelas mengarah kepada pemerintahan Presiden Jokowi.

Jika Fadli berfirasat demikian, maka tentunya ada sebuah ketakutan Gerindra pada Pemilu 2019 mendatang. Sehingga berbgai cara pun dilakukan untuk menyerang pihak lawan.

Inilah hak politik Partai Perindo. Yang namanya hak politik sudah pasti punya perhitungan yang disesuaikan dengan keinginan pengurus dari pusat ke daerah. Maka siapapun harus menghormati hak politik orang lain, termasuk Gerindra.

Maka sangat wajar, jika Perindo kini melabuhkan pilihannya kepada mantan Wali Kota Solo ini.

Terkait kasus hukum Hary Tanoe, seharusnya Fadli Zon lebih legowo karena Bos MNC Group ini sedang menjalani proses hukum yang melilitnya. Dan tidak perlu lagi mencampuradukkan antara kasus HT dengan dukungan capres 2019 nanti. Justru hal ini akan membuat Gerindra pada pusaran negatif yang membuat rakyat tak lagi percaya.

Karena saat ini HT berstatus tersangka di Bareskrim Polri atas dugaan ancaman melalui pesan singkat kepada Subdirektorat Penyidik Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Yulianto.

Kejaksaan Agung juga tengah menyelidiki tindak pidana korupsi terhadap pembayaran restitusi atas permohonan PT Mobile 8 Telecom tahun 2007-2008, yang diduga melibatkan HT sebagai komisaris di perusahaan tersebut.(Bdk)




Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Warta Seputar Kita


0 comments:

Posting Komentar