Trump Minta Direktur FBI Berhenti Selidiki Penasihat Seniornya
Donald Trump (REUTERS/Kevin Lamarque)
RadarRakyat.Info-Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dilaporkan pernah meminta mantan Biro Investigasi Federal (FBI) James Comey untuk menghentikan penyelidikan dugaan kolusi penasihat seniornya dengan Rusia. Hal ini langsung disangkal oleh Gedung Putih.
Informasi ini muncul setelah sebelumnya terungkap bahwa Trump sempat membocorkan informasi intelijen kepada Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dalam pertemuan di Ruang Oval Gedung Putih, pekan lalu. Gedung Putih juga menyangkal laporan ini.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (17/5/2017), terungkapnya informasi terbaru ini didasarkan pada memo yang ditulis oleh Comey setelah dia bertemu dengan Trump di Ruang Oval, sehari setelah Trump memecat penasihat keamanan senior, Michael Flynn, pada 14 Februari lalu.
Flynn dipecat setelah ketahuan memperdaya Wakil Presiden Mike Pence dan pejabat Gedung Putih lainnya soal percakapannya dengan Duta Besar Rusia untuk AS, Sergei Kislyak, tahun lalu. Akibat percakapan itu, Flynn diselidiki oleh FBI terkait dugaan kolusi dengan Rusia untuk mengganggu jalannya pilpres AS.
Media AS, New York Times, merupakan media yang pertama melaporkan hal ini. Informasi ini langsung menggemparkan Capitol Hill (parlemen AS) dan memicu pertanyaan soal apakah Trump sebenarnya ingin mengintervensi penyelidikan federal.
Dituturkan seorang sumber yang melihat langsung memo itu, Trump meminta Comey untuk menghentikan penyelidikan terhadap Flynn. "Saya harap Anda bisa melepaskan ini," ucap Trump kepada Comey, menurut sumber yang memahami isi memo itu.
Gedung Putih dengan cepat menyangkal laporan itu. "Ini tidak benar juga tidak akurat dalam menggambarkan percakapan antara Presiden dengan Comey," tegas Gedung Putih.
Dalam laporannya, New York Times juga menyebut bahwa Trump mengecam pembocoran informasi oleh pemerintah kepada media massa. Kepada Comey, Trump memintanya untuk mempertimbangkan menggugat para wartawan yang merilis informasi rahasia.(detik)
Informasi ini muncul setelah sebelumnya terungkap bahwa Trump sempat membocorkan informasi intelijen kepada Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dalam pertemuan di Ruang Oval Gedung Putih, pekan lalu. Gedung Putih juga menyangkal laporan ini.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (17/5/2017), terungkapnya informasi terbaru ini didasarkan pada memo yang ditulis oleh Comey setelah dia bertemu dengan Trump di Ruang Oval, sehari setelah Trump memecat penasihat keamanan senior, Michael Flynn, pada 14 Februari lalu.
Flynn dipecat setelah ketahuan memperdaya Wakil Presiden Mike Pence dan pejabat Gedung Putih lainnya soal percakapannya dengan Duta Besar Rusia untuk AS, Sergei Kislyak, tahun lalu. Akibat percakapan itu, Flynn diselidiki oleh FBI terkait dugaan kolusi dengan Rusia untuk mengganggu jalannya pilpres AS.
Media AS, New York Times, merupakan media yang pertama melaporkan hal ini. Informasi ini langsung menggemparkan Capitol Hill (parlemen AS) dan memicu pertanyaan soal apakah Trump sebenarnya ingin mengintervensi penyelidikan federal.
Dituturkan seorang sumber yang melihat langsung memo itu, Trump meminta Comey untuk menghentikan penyelidikan terhadap Flynn. "Saya harap Anda bisa melepaskan ini," ucap Trump kepada Comey, menurut sumber yang memahami isi memo itu.
Gedung Putih dengan cepat menyangkal laporan itu. "Ini tidak benar juga tidak akurat dalam menggambarkan percakapan antara Presiden dengan Comey," tegas Gedung Putih.
Dalam laporannya, New York Times juga menyebut bahwa Trump mengecam pembocoran informasi oleh pemerintah kepada media massa. Kepada Comey, Trump memintanya untuk mempertimbangkan menggugat para wartawan yang merilis informasi rahasia.(detik)
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Warta Seputar Kita
0 comments:
Posting Komentar